Dari pada pusing2 mikir yg susah2 mendingan kita buat mainan yang bertajuk sains selain mendidik mengasah kreatifitas kita sendiri , siapa tau berguna buat orang lain
Pendidikan buat anak2 / adik2 kita sangat perlu semenjak dini untuk menambah kreatifitas otak mereka
Langsung aja yah
kita coba buat2 yg sederhana dulu dehhh
Membuat Mainan Roket Air
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat roket air adalah :
a. 2 botol bekas air mineral, lebih baik lagi yang bekas soda karena lebih kuat
b. pipa paralon 1/2 inch, panjangnya kira-kira 1 meter
c. pipa paralon 1 inch, kira-kira 10 cm
d. lembaran polycarbonate (dipakai untuk atap kanopi) atau bisa pula styrofoam dan kardus bekas, tetapi cepat rusak.
e. 10-11 cable ties (pengikat kabel) ukuran besar
f. pentil (air intake) sepedamotor
g. potongan karet ban dalam
h. penutup pipa paralon (dop; yang tanpa ulir) ukuran 1/2 inch
i. kertas koran, lakban bening, lakban hitam tebal, double tape,
dan siapkan pula gunting, cutter, penggaris, lem paralon, serta lem super.
Pembuatan Roket :
a. Ambil satu botol plastik bekas. potong bagian bawahnya. kemudian masukkan koran bekas dan padatkan di ujung botol. koran bekas ini nantinya berguna sebagai pemberat roket.
agar gulungan kertas tidak berpindah, bisa direkatkan dengan selotip
b. ambil botol plastik utuh lainnya. satukan dengan botol lainnya dengan memasukkan bagian pantat/bawahnya dalam bagian botol yang terbuka. perkuat dengan lakban bening.
c. ambil lembaran polycarbonate. buat pola/model sirip, lalu gunting. bisa 3 atau 4 lembar untuk satu roket.
kemudian, dengan doubletape rekatkan potongan polycarbonate tadi di bagian bawah roket (bagian botol yang tidak ada gulungan korannya). perkuat dengan lakban bening.
perhatikan posisi siripnya; harus seimbang di sekeliling roket. bila menggunakan 4 sirip, letaknya saling berhadapan.
d. buka tutup botol bagian bawah roket. lubangi dengan cutter (hinga muat untuk memasukkan paralon 1/2 inch). kemudian ambil potongan karet ban dalam, potong berbentuk lingkaran. hingga menjadi karet penyekat (seal) tutup botol.
tutup kembali botol dengan penutup berpenyekat tadi. dan pembuatan roket selesai.
Pembuatan Launcher (peluncur) :
a. masukkan paralon 1/2 inch sampai mencapai setengah botol plastik bagian bawah. tandai dengan lakban hitam.
b. susun 10 11 cable ties di atas meja. ratakan dengan penggaris. Setelah rapi, rekatkan lakban agar susunannya tidak berubah.
c. lilitkan susunan cable ties di sekeliling paralon 1/2 inch yang telah diberi tanda lakban hitam. perhatikan posisinya agar kepala cable ties mencengkram mulut botol.
rekatkan susunan ties pada paralon dengan lakban dan diperkuat dengan mengikatnya dengan cable ties yang lain.
d. masukkan potongan paralon 1 inch hingga memperkuat/mengikat cengkraman susunan cable ties pada mulut botol. Fungsi paralon besar ini adalah sebagai kunci pengaman.
e. ambil dop penutup paralon, lubangi dan pasang pentil diatasnya. kemudian rekatkan dengan lem yang kuat.
Pasang dan lem dop penutup pada ujung pipa paralon 1/2 inch yang lain. hingga peluncur dan roket siap digunakan.
Cara menggunakan :
buka pipa peluncur, dan masukkan air sampai kira-kira 1/4 bagian botol. masukkan kembali pipa peluncur dan arahkan roket ke atas sampai cable ties benar-benar mencengkram mulut botol. pasang kunci pengamannya.
bila air merembes keluar, maka seal tidak berfungsi dengan baik. ganti kembali seal karet.
pompa udara kedalam botol melalui pentil di bagian bawah peluncur. jangan terlalu tinggi tekanannya (awas botol pecah).
bila sudah mencukupi tarik kunci pengaman ke bawah. dan roketpun meluncur.
note :
- kegagalan sering terjadi pada pembuatan seal penutup roket.
- perhatikan kekuatan botol plastik. pompa sedikit demi sedikit dahulu.
untuk lebih detail mengenai cara membuat rocket air yuk kita intip di sini
http://id.wikipedia.org/wiki/Roket_air
Berikut ini adalah link peluncuran roket air dengan peluncur tipe Dual K.
WARNING
SILAHKAN PAGE PAGE SELANJUTNYA Masih banyak SHARE2 Menarik lainnya
TS TIDAK UPDATE DI PAGE ONE SUPAYA PEMBACA TIDAK MALAS BUKA PAGE PER
Quote:Mainan Keseimbangan 1 : Badut Sirkus
alat dan bahan:
1. kertas karton, kira2 20cm x 20cm, dua lembar
2. uang logam, yang kecil kalo ada (kayak Rp25), 2 keping
3. gunting
4. lem kertas
5. spidol
pembuatan:
1. gambar badut pada kertas karton
2. tempelkan kedua kertas karton (ujung tangan badutnya jangan di-lem dulu), lalu gunting sesuai gambar badut
3. sisipkan uang logam masing-masing pada kedua ujung tangan badut (warna hijau pada gambar), lalu rekatkan dengan lem
cobain:
topanglah badut pada hidungnya menggunakan jari tangan, badut tidak jatuh !
kalo uang logamnya cuku[p lebih berat dari badan badut, dia bisa tertopang secara tegak
dari pione nihhh
cara lebi sederhana buat badut sirkus
Quote:Original Posted By Pi-One ►
Ada versi yang lebih sederhana dari badut ini.
Bahannya cukup beberapa batang lidi, plus dua butir kelereng, serta plastik/kertas dan benang.
Bentuk segitiga sama kaki dengan lidi, dengan bagian kaki segitiga disisakan 3 cm. Lalu tambahkan satu batang lidi di bagian tengah, dan lebihkan 1 cm dari alas segitiga. bentuknya kira-kira seperti huruf A dengan tambahan satu garis melintang di tengah
Lalu bungkus kelereng dengan plastik/kertas, dan ikatkan pada kedua kaki segitiga. Prinsipnya sama dengan mainan keseimbangan badut sirkus, dengan kaki di bagian tengah menggantikan hidung si badut.
Quote:Mainan Keseimbangan 2 : Kotak Ajaib
alat dan bahan:
1. kotak kertas, yang ringan aja bahan kertasnya
2. beban: batu atau besi atau apalah yang berat-berat
3. lem, kalo perlu
pembuatan:
1. masukan beban ke salah satu pojok kotak kertas, lem jika perlu agar tidak bergeser-geser
2. tutuplah kotak, jadi!
cobain:
1. kumpulkan anak-anak SD,
2. letakkan kotak pada ujung meja (pojok kotak yang menyentuh meja ialah yang telah diisi beban)
3. tadaa.... kotak tidak jatuh walau ditopang di ujung nya :P, kayak di gambar ini
Quote:Original Posted By booster.bs ►
Ane boleh share gak gan
Mungkin ini permainan kuno, tapi sebenernya ini menggunakan prinsip rambatan gelombang
namanya Telepon Kaleng!
Bahan-bahannya
1. 2 buah kaleng bekas susu kental manis
2. paku
3. benang
4. paper clip
Langkah-langkah
1. Buka kaleng bagian atas kaleng menggunakan alat pembuka kaleng, kemudian lubangi bagian bawah kaleng menggunakan paku (minta tolong orang dewasa untuk melakukan ini)
2. Masukkan ujung benang melalui masing-masing lubang
3. Ikat ujung benang pada paper klip agar benang tidak terlepas dari lubang
4. Renggangkan benang, dan kalian dapat menentukan sendiri seberapa panjang benang yang ingin kalian ulur
5. Bersama dengan temanmu, tegangkan benang dan cobalah untuk berbicara. Apakah temanmu dapat mendengar suaramu? Coba bergantian, apakah kamu dapat mendengar suara temanmu?
6. Kemudian, kendorkan benang dan cobalah berbicara bergantian. Apakah kamu dapat medengar suara temanmu?
Kenapa bisa terjadi?
Kita dapat mendengar suara karena adanya gelombang suara yang merambat di udara. Di telepon kaleng ini, gelombang suara merambat melalui benang yang ditegangkan. kalo gak ditegangkan ya, kita gak bisa ndengerin suara temen kita. kenapa? karena tidak ada gelombang suara dari sumber suara yang merambat melalui benang, kepenerima suara. jadi semakin kencang benang ditegangkan, maka gelombang dari sumber suara yang merambat melalui benang akan semakin jelas
Quote:Original Posted By celso.petso ►
jadi inget bikin mainan sendiri di majalah bobo
ini yang dulu pernah ane coba
Bahan :
- Karton atau dulu ane pake kardus susu 1 literan
- Dua cermin kecil, ukuran sesuaikan ama ukuran kardusnya
- Lakban atau selotip
- gunting, cutter, penggaris, pensil
Pembuatannya
1. kalo pake karton, bagilah menjadi empat bagian yang sama, usahakan ukurannya sesuai dengan cerminnya, terus jadikan bentuk tabung
2. bikin dua buah persegi (ukuran menyesuaikan cermin). Potonglah persegi panjang kecil membentuk sudut 30 atau 45 derajat pada dua sisi yang lain.
3. masukan cermin pada celah bersudut dan rekatkan dengan selotip. Salah satu cermin menghadap ke atas dan yang lainnya menghadap kebawah.
kalo bingung dengan penjelasan ane nih ada videonya
thanks to : http://elisukrigozali.byethost3.com/...ndex.php?p=2_3
Quote:Original Posted By Pi-One ►
Kapal korek api sederhana
Ambil sebatang korek, belah ujungnya sedikit, ganjal dengan potongan pendek batang korek atau apapun. Oleskan sabun colek di bagian ujung celah korek, taruh di atas baskom atau ember. 'kapal' korek api akan bergerak maju akibat perubahan tegangan permukaan air oleh sabun colek.
*Sabun lain seperti sabun mandi sebenarnya juga bisa, gak mesti sabun colek. Tapi koreknya jangan diganti dengan zippo atau korek gas, gak bakal bisa
Multi Quote
Membuat Mainan Baling-Baling Bambu
Bahan :
1 batang bambu berdiameter kecil (3-5 cm)
1 batang bambu belah
benang nilon yang tebal dan kuat
lem kayu
Cara membuat :
a. Bambu berdiameter kecil di potong dengan panjang kira-kira 15 cm, dan menyisakan satu bukunya. Buat Lubang; satu pada bagian bukunya, dan satu lagi pada sisi bambu, kira-kira 5 cm dari buku bambu.
b. Bambu berdiameter besar dibelah kecil dan di buat seperti tusuk sate. kira-kira panjangnya 25 cm.
c. belah lagi bambu agak lebar dan diserut sampai tipis membentuk baling-baling. Pada
d. Masukkan bagian c (tusuk sate) pada lubang di baling-baling. beri lem agar melekat permanen.
e. Rangkai semua bahan menjadi sepertidalam gambar di bawah. Pasang tali dan diikat pada baling-baling. Dan beri sepotong bambu kecil pada ujung tali agar tali sebgai pegangan.
cara memainkan :
putar baling-baling hingga tali tergulung ke satu sisi. tarik dengan keras sehingga baling berputar. biarkan putaran menggulng tali ke sisi lainnya, hingga tali bisa di tarik kembali. demikian dilakukan berulang-ulang.
Quote:Original Posted By Articvotra ►
numpang share gan, bikin mainan anti gravitasi lumayan seru nih
Anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Rasa ingin tahu tersebut perlu difasilitasi oleh orang dewasa termasuk orang tua dan tenaga pendidik di dalamnya yang berfungsi sebagai guru anak. Anak dapat belajar apa saja asal tidak dipaksakan termasuk belajar sains sejak dini. Belajar sains sejak dini dimulai dengan memperkenalkan alam dengan melibatkan lingkungan untuk memperkaya pengalaman anak. Anak akan belajar bereksperimen, bereksplorasi dan menginvestigasi lingkungan sekitarnya sehingga anak mampu membangun suatu pengetahuan yang nantinya dapat digunakan pada masa dewasanya.
Teori konstruktivis percaya bahwa pengetahuan akan dibangun secara aktif oleh anak melalui persepsi dan pengalaman langsung dengan lingkungannya. Anak yang banyak bersentuhan dengan alam akan lebih baik memaknai dunia mereka sehingga anak perlu mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan mereka yang akan membuat mereka secara aktif terus menerus mendapatkan pengetahuan. Pada pendidikan sains untuk anak usia dini, anak akan bermain berdasarkan kebebasan dan rasa ingin tahunya yang dianggap sebagai kesempatan bagi anak untuk membangun pengetahuannya tentang dunia mereka. Sains untuk anak usia dini berdasarkan keingintahuan dari dalam dirinya dan kegiatan sains bukan hanya mengajak anak untuk melakukan pengamatan saja, tetapi juga dapat mengajak anak untuk mempelajari keaksaraan, hitungan, seni, musik, dan gerakan. Dari pandangan konstruktivis, sains untuk anak usia dini harus mengajak anak bermain dan mengeksplorasi lingkungannya. Di dalam bermain, ketika anak mengeksplorasi dan bereksperimen maka anak akan mendapatkan pemahaman baik dari keterampilan proses dan juga konsep sains, bukan hanya sekedar berfokus pada hasil akhir dari suatu jawaban yang benar. Kesempatan untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen berulang-ulang, banyaknya bahan-bahan yang dapat dimanipulasi anak dan tersedianya waktu untuk bertanya dan melakukan refleksi sangat penting untuk mendukung kesuksesan dan menciptakan kemampuan memecahkan masalah bagi anak.
Di Kelompok Bermain, kemampuan tenaga pendidik untuk mendesain kegiatan pengenalan sains sesuai dengan kebutuhan dan minat anak sangat menentukan keberhasilan pembelajaran sains termasuk menerapkan metode pembelajaran yang beragam untuk pembelajaran sains dengan memanfaatkan sumber-sumber sains di lingkungan masing-masing. Tenaga pendidik harus mendukung dan memfasilitasi anak berlaku seperti ilmuan scientist cilik tanpa mengintervensi atau membawa eksplorasi dan eksperimen mereka pada hasil yang belum matang. Mereka perlu menyediakan lingkungan pembelajaran dengan bahan-bahan yang sesuai sehingga anak terdorong untuk menyalurkan rasa ingin tahunya dalam bentuk eksperimen-eksperimen karena tenaga pendidik merupakan katalisator yang dapat menolong anak agar memiliki keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Disini peranan tenaga pendidik merupakan sumber bagi anak dan diharapkan menjadi model yang memiliki rasa ingin tahu yang sama dan kesenangan dalam mengeksplorasi lingkungan. Sebagai seorang ilmuan cilik anak usia dini akan melakukan pengamatan terhadap segala hal di lingkungannya, menciptakan sesuatu, memiliki ide-ide baru, menyelidiki, menganalisa dan mengevaluasi obyek yang ditelitinya. Sains sebagai sistem untuk mengetahui tentang alam semesta perlu dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan melalui pengumpulan data. Apakah yang perlu dilakukan tenaga pendidik ketika mengajarkan sains pada anak? Apakah menghafalkan fakta-fakta, prinsip-prinsip dan konsep-konsep? Kita mengajarkan tentang sains atau bagaimana melakukan sains? Tentunya kita akan mengajak anak untuk mengeksplorasi lebih dahulu, melatih mereka untuk bertanya dan mengemukakan alasan sampai akhirnya mereka dapat menemukan jawaban-jawaban melalui kegiatan langsung setelah melakukan percobaan dan juga melalui kegiatan mental.
Tenaga pendidik perlu mengajak anak untuk melakukan proses mengamati dan menduga. Kedua-duanya sangat berkaitan, namun memiliki perbedaan yang prinsip. Mengamati merupakan proses penggunaan semua indera anak untuk mengumpulkan data tentang sesuatu obyek atau fenomena. Mengamati merupakan suatu proses yang aktif, bukan sekedar pasif melihat sesuatu yang sedang terjadi. Mengamati merupakan keterampilan dasar yang di dalamnya mengandung unsur-unsur menduga (inferring), mengukur (measuring), dan mengkomunikasikan (communicating). Menduga merupakan mengumpulkan pendapat atau perkiraan berdasarkan bukti-bukti. Dugaan akan mengembangkan hipotesa, mengintepretasikan data dan mengidentifikasi pola-pola, hal-hal umum yang mungkin terjadi, dan kecenderungan tertentu. Dari pola, generalisasi dan kecenderungan tersebut anak usia dini akan memaknai dunia.
Di dalam melakukan proses berpikir ilmiah, anak perlu belajar memahami fenomena, menjawab pertanyaan, mengembangkan teori, menemukan informasi yang lebih banyak tentang sesuatu dan mempertanyakan kesimpulan yang diperoleh oleh anak lain. Ketika anak sedang bermain dengan bahan-bahan yang ada di lingkungannya, anak mendapatkan fakta-fakta dan informasi-informasi tentang dunianya. Fakta dan informasi ini bukanlah fokus pertama dari sains. Anak harus bergerak terus sehingga anak tidak hanya menemukan fakta dan informasi tetapi mengetahui bagaimana menggunakan fakta-fakta itu untuk berpikir, beralasan dan memecahkan masalah. Misalnya saja, seorang guru bermain es batu dengan anak usia 5 tahun. Anak akan memegang es batu itu di dalam air hangat dan mengamati es itu akan mencair. Anak juga akan melihat ketika langsung berada di bawah terik sinar matahari es batu akan lebih cepat mencair. Dari pengalaman tersebut anak telah belajar sesuatu proses berpikir, memiliki alasan dan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Saat anak memegang es batu di tangan, guru dapat bertanya,Wah, lihat.... tangan, air hangat, dan matahari bisa membuat es mencair. Bagaimana bisa seperti itu ? Dengan pertanyaan semacam itu, guru sedang mengajak eksplorasi anak melebihi fakta yang ada. Artinya, guru sedang mengajak anak berpikir dan memecahkan masalah.
Anak perlu menggabungkan fakta-fakta bersama dan mengetahui jawaban sebab akibat. Mengajarkan kepada anak tentang fakta berbeda dengan mengajarkan anak bagaimana menggunakan fakta untuk berpikir, beralasan dan memecahkan masalah. Perhatikan perbedaan dari pertanyaan-pertanyaan, Apakah kedua binatang ini mirip? Mengapa? atau mengapa tidak? dan Apakah kura-kura memiliki kulit yang keras?. Pertanyaan-pertanyaan dapat mengarahkan pada pembelajaran tentang fakta dan informasi atau dapat pula digunakan untuk mengangkat pemikiran dan alasan.
Dalam pembelajaran sains, anak akan banyak bereksplorasi dan bereksperimen dengan lingkungan dan berbagai bahan-bahan. Pendidik perlu memperhatikan dan menjaga anak agar tidak terjadi hal-hal yang berbahaya. Berikut ini beberapa pedoman yang dapat dijadikan tuntunan untuk menjaga keamanan anak seperti; memberikan contoh dan mendorong anak untuk memiliki kebiasan berperilaku aman sedini mungkin, mengajarkan anak peraturan-peraturan penting, misalnya: Tidak mencicipi makanan atau barang apapun yang akan digunakan kecuali mendapatkan ijin dari guru, mengajarkan anak bahwa benda-benda asing hanya boleh dipegang jika mendapatkan ijin dari pendidik, anak tidak berkeliling kelas selama kegiatan sains berlangsung, menggunakan wadah logam atau plastik jika memungkinkan, menghindari pemakaian benda-benda/wadah-wadah dari kaca. Jika terpaksa harus menggunakan, maka anak harus berada dalam pengawasan pendidik, semua bahan-bahan kimia, meskipun hanya cuka, baking soda dan gliserin harus digunakan dengan hati-hati, mengajarkan anak untuk menghargai semua bahan-bahan. Semua bahan baru harus dikenalkan pada anak sehingga anak mengetahui cara menggunakannya, dalam semua kegiatan pendidik perlu memperkirakan apakah bahan-bahan tersebut aman dan sesuai bagi anak misalnya untuk kegiatan mencicipi tidak menggunakan sesuatu yang pekat/murni seperti jus jeruk murni atau bubuk kopi murni dan sebaiknya tidak mengijinkan anak membau bubuk bedak bayi dalam wadah yang terbuka, menjaga kebersihan dan kesehatan sehingga setiap anak perlu mendapatkan sendok masing-masing untuk mencicipi rasa benda-benda tertentu. Sebaiknya tidak menggunakan satu sendok untuk dipakai bersama-sama, terakhir perlu tetap waspada dan cepat tanggap mengantisipasi dalam menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin muncul sewaktu-waktu.
Dalam mendampingi dan memfasilitasi anak usia dini belajar sains, pendidik perlu memikirkan beberapa hal: Pertama, apakah kita mengembangkan dan menunjukkan sikap menghargai makhluk hidup? Kedua, apakah pengalaman sains kita menekankan pada ketrampilan proses? Misalnya mengamati, mengelompokkan, membandingkan, mengurutkan, meramalkan, mengkomunikasikan, mencoba, menduga. Ketiga, apakah kegiatan sains kita masuk dalam kurikulum dan terintegrasi dengan area-area pembelajaran yang lain? Keempat, apakah kita memberikan kesempatan dan bahan-bahan yang mendorong tiap anak untuk memanipulasi, mengeksplorasi, dan mengamati dengan menggunakan seluruh panca indra anak? Misalnya: Apa yang kamu lihat?, Apa yang kamu dengar?, Seperti apa bentuknya?, Apa yang dapat kamu bau?, Seperti apa rasanya?, apa saja yang kamu ingin ketahui dari benda itu? Kelima, apakah kita mendorong pemikiran induktif dan deduktif ketika anak sedang bereksplorasi? Misalnya:
apakah anak menggunakan fakta dan konsep untuk sampai pada kesimpulan umum? apakah anak dapat menduga fakta-fakta dan konsep-konsep khusus yang mendukung prinsip umum?
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon